Ijazah dan Musalsal IPMAFA Teguhkan Nilai Pesantren Menjelang Wisuda

0

Pati, Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) menyelenggarakan prosesi Ijazah dan Musalsal di Masjid Sulthon IPMAFA pada Jumat, 31 Oktober 2025. Kegiatan ini merupakan tradisi akademik yang dilaksanakan sebagai bagian dari rangkaian acara menjelang prosesi wisuda, dengan tujuan meneguhkan identitas keilmuan berbasis pesantren.
        Salah satu dosen yang turut terlibat dalam kegiatan tersebut, Muh. Luthfi Hakim, menjelaskan bahwa Musalsal memiliki makna mendalam sebagai bentuk kesinambungan rantai keilmuan. “Musalsal merupakan hubungan ruh antara guru dan murid, antara dosen dan mahasiswa, antara Kiai dan santri. Ini sangat penting karena dengan Musalsal kita memiliki ketersambungan dengan guru kita, guru-guru mereka, hingga sampai kepada Rasulullah,” ujarnya.
    IPMAFA sebagai perguruan tinggi yang berbasis nilai-nilai pesantren memiliki karakteristik tersendiri dalam melahirkan lulusan. Oleh karena itu, tradisi Musalsal dihadirkan sebagai pembeda dengan prosesi wisuda pada perguruan tinggi lainnya. Melalui Musalsal, nilai-nilai luhur pesantren tidak hanya menjadi identitas, tetapi juga tertanam dalam diri para calon wisudawan sebagai bagian dari perjalanan keilmuan mereka. Dalam kesempatan tersebut, Luthfi menyampaikan pesan kepada para calon wisudawan agar dapat menjaga konsistensi dalam mengamalkan ilmu yang telah diterima selama menempuh pendidikan. Ia juga berharap prosesi Musalsal dapat terus berkembang dan semakin memperkaya khazanah keilmuan di lingkungan kampus. “Harapannya, pada Musalsal tahun depan kita mendapatkan tambahan ijazah lagi,” ungkapnya.
     Sementara Rektor Institut Pesantren Mathali’ul Falah, KH. Abdul Ghaffarozin, M.Ed menyampaikan tentang perilaku di media sosial, dunia hari ini membuat setiap orang seolah berada dalam akuarium, terlihat dan mudah dihakimi. “Upload-an di media sosial terkadang lebih kejam daripada catatan malaikat, apa yang kita ungkap hari ini belum tentu relevan bagi diri kita di masa mendatang, maka bijaklah dalam membagikan sesuatu,” pesannya.
        Pada kegiatan Musalsal kali ini, para mahasiswa mendapatkan beberapa ijazah amalan, diantaranya Musalsal bil Awwaliyah yang menjadi simbol perjumpaan awal dengan sanad keilmuan. Kegiatan juga diisi dengan pelantunan Qosidah Ayatul Faraj yang memiliki sanad dari Syaikh Sahal Mahfudz. “Kalau belum melantunkan ini sampai menangis, berarti belum masuk,” ujar Gus Rozin memberi penekanan makna. Selanjutnya penyampaian Musalsal bil Mahabbah yang menegaskan pentingnya menjaga doa setelah shalat. Ditutup dengan Musalsal bil Mushafahah yakni bagi peserta laki-laki berjabat tangan dengan KH. Abdul Ghaffarazin, M.Ed sedangkan peserta perempuan dengan Ibu Tutik Nurul Janah, M.H. Bagi calon wisudawan, acara ini memberikan pengalaman tersendiri. “Sangat mengesankan, sangat senang sekali,” ungkap Andini Julinda Anggraini. Ia merasa Musalsal memberi bekal ruhani, bukan hanya ijazah secara formal. “Ini yang membuat identitas kampus kita berbeda,” tambahnya.
        Sementara itu, Aniq Moh Khoirul menyebut Musalsal membantu membentuk karakter sebelum terjun ke masyarakat. “Biar ada pegangan ketika sudah lulus,” ucapnya. Musalsal diharapkan dapat terus dilaksanakan sebagai ciri khas IPMAFA dalam menghubungkan ilmu, akhlak, dan perjalanan mahasiswa menuju dunia pasca kampus.


0

No comments

Post a Comment

IG IPMAFA

blogger

DON'T MISS

Podcast, Video, HMPS
KPI IPMAFA © all rights reserved
Designed by KPI Studio