Resensi Buku “Bicara Itu Ada Seninya”
Judul Asli. : The Secret Habits To Master Your Art Of SpeakingPengarang : Oh Su Hyang
Penerbit : Bhuana Ilmu Populer (Kelompok Gramedia)
Tahun Terbit : 2018
Kota Terbit : Jakarta
Jumlah Halaman : 238 Halaman
Genre : Non Fiksi
Buku “Bicara Itu Ada Seninya”, yang ditulis oleh Oh Su Hyang seorang dosen dan pakar komunikasi yang berasal dari Korea Selatan, sukses menggetarkan hati para pembacanya.
Di dalam buku ni, penulis menjelaskan tentang bagaimana melatih logika dalam berbicara, sehingga ketika kita berbicara ada isinya (nyawa). Tak hanya itu, penulis juga memberitahu lewat tulisannya seperti darimana datangnya kesan pertama, apa ucapan yang membuat il-feel dan penyebab takut bicara.
Di bab pertama, pelatih juga mengajarkan kepada pembaca untuk berlatih menyusun cerita, agar lawan bicara kita tertarik untuk mendengarkan cerita kita lewat storytelling. Ada satu hal yang membuat menarik pada bab ini yaitu kalimat “Berbicaralah Layaknya Seorang Pemimpi, Maka Mimpimu Akan Menjadi Nyata”
Penulis memberikan beberapa rumus komunikasi yang bisa ditiru oleh para pembaca dan menggunakannya untuk kehidupan sehari–hari. Tak hanya itu, penulis juga memberikan saran untuk mengobrol 30 menit dalam sehari, terlebih kepada orang yang kita sayangi dan tertawa 20 menit sekali, agar lawan bicara kita tidak bosan dan dapat meningkatkan konsertrasi serta daya ingat dengan menambahkan sedikit kalimat humor dalam berbicara.
Komunikasi juga terletak pada kualitas sebelum kuantitas. Penulis memberikan saran kepada pembaca untuk menerapkan rumus “C = Q x P x R atau Communication = Question x Praise x Reaction” . Tidak hanya itu, penulis memberikan teknik mendengarkan dengan cara “Respons, Dengarkan, Simpulkan dan Ikuti”
Oh Su Hyang mengajarkan tentang bagaimana teknik berbicara sehingga membuat seseorang mendengarkan apa yang kita bicarakan. Salah satunya dengan storytelling, karena dengan hal tersebut,audiens lebih memahami.
Readers, perlu kalian ketahui bahwa kemampuan bicara bukanlah bawaan dari lahir. Karena, tidak ada orang yang terlahir mahir berbicara. Hal tersebut lahir karena adanya usaha untuk berlatih dan terus berlatih. Bahkan kekurangan dalam berbicara sekalipun bisa diatasi dengan rajin berlatih.
Di dalam bab 4, penulis memberikan sepuluh aturan komunikasi yang perlu diingat. Salah satunya, tiga puluh detik di bibir sama dengan tiga puluh tahun di hati, sepatah kata yang kita ucapkan mungkin saja akan mengubah kehidupan seseorang. Penulis juga mengingatkan bahwa, kita hidup di zaman yang serba berubah. Tidak cukup jika hanya menggali satu sumur, maka perluaslah galian tersebut dan anda harus bisa menyajikan beragam olahan di berbagai bidang. Karena semakin lebar brand image personal yang anda bangun, semakin lama anda bertahan. Poin penting dalam bab ini adalah “Long Learn For Long Run” , Anda akan dapat berlari jauh dengan terus belajar.
Di dalam bab terakhir, penulis memberikan tiga cara mudah mengolah suara. Tidak hanya itu saja, Oh Su Hyang juga memberikan contoh-contoh dari berbagai tokoh dunia yang menjadikan cara bicara menjadi sebuah hal untuk mencapai keberhasilan.
Dalam mencapai keberhasilannya, mereka mengandalkan cara berbicara yang dimiliki. Dari buku ini kita dapat belajar dari kesuksesan seseorang dalam berbicara mempunyai cara sendiri-sendiri.
Buku ini ditulis agar para pembaca mengerti bagaimana teknik berbicara dengan benar. Dan melalui buku ini, pembaca dapat belajar dari pengalaman orang-orang yang sudah sukses mengimplementasikan komunikasi dengan cara masing-masing.
Oleh: Ummi Durrotun NihaMahasiswa Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) Pati
Sumber: https://pikiranbangsa.id/resensi-buku-bicara-itu-ada-seninya/
No comments
Post a Comment