Melihat Tradisi Manaqiban dan Ragam Kegiatan Keagamaan di Kampus IPMAFA

0
Kegiatan khataman Al-Quran bin Nadhar

Di Kabupaten Pati Jawa Tengah, terdapat perguruan tinggi Islam bernama Institut Pesantren Mathaliul Falah (IPMAFA) yang memiliki tiga karakter penting dalam sistem pendidikannya yaitu: pembelajaran yang berbasis nilai-nilai pesantren, riset dan kewirausahaan. Nilai-nilai dan tradisi keagamaan dijadikan sebagai perilaku sehari-hari di lingkungan IPMAFA sehingga tercipata keseimbangan antara pendidikan akademik kampus dan praktek religi yang menjadi kebiasaan. Hal inilah yang menjadikan kampus Ipmafa memiliki nilai lebih bahwa mahasiswa lulusannya secara otomatis menjadi seorang santri yang dibekali dengan pendidikan pesantren sekaligus paham ahlussunah wal jamaah. Secara lebih detil, berikut kegiatan keagamaan yang lazim ditemukan di lingkungan kampus IPMAFA Pati:

Khataman Al-Quran
Khataman Al-Quran menjadi salah satu kegiatan yang rutin dan sangat kerap dilakukan di kampus IPMAFA, baik di tingkat mahasiswa, karyawan, atau para dosen. Khataman ini sudah dilakukan sejak tahun berdirinya kampus IPMAFA dan bisa dilakukan secara binnadhar (membaca Quran dengan membuka mushaf) atau bil ghoib (hafalan). Selain tujuannya untuk memperoleh pahala, tradisi ini dipandang penting sebagai wasilah agar doa dan hajat yang diingingkan dapat dikabulkan. Kegiatan khataman Al-Quran di tingkat mahasiswa juga diwadahi dalam lembaga kemahasiswaan bernama Jam'iyyah Qurro' wal Huffadz (UKM JQH). UKM JQH aktif dalam kegiatan di bidang khataman, kajian Al-Quran, rebana, kaligrafi MTQ dan lain sebagainya.

Kegiatan khataman di Masjid IPMAFA

Manaqiban
Manaqiban merupakan kegiatan pembacaan kitab manaqib yang menjadi tradisi di kampus IPMAFA dan lumrah juga di kalangan pesantren dan masyarakat NU. Manaqib adalah kitab sejarah yang menceritakan tentang kesalehan sosok wali Allah terkenal bernama Syaikh Abdul Qadir al-Jilani. Dengan pembacaan tersebut diyakini memiliki banyak manfaat dan keberkahan. Selain untuk meneladani perilaku dan amal baik Syaikh Abdul Qadir al-Jilani, pemilik gelar raja wali, pembacaan manaqib juga termasuk wasilah (sarana) mempermudah seseorang untuk terkabul doanya. Hampir dapat dipastikan dalam tiap ada kegiatan tertentu, entah itu kampus sedang dalam hajat tertentu atau juga ketika sedang memperoleh sesuatu yang menggembirakan, kampus melaksanakan manaqiban sebagai wujud rasa syukur. Penyelenggaranya (sohibul hajat) juga tidak hanya dari kampus IPMAFA atau oleh panitia khusus ketika ada kegiatan berkaitan kampus, tetapi bisa individu-individu dari dosen atau karyawan yang sedang mempunya hajat pribadi. Kegiatan-kegiatan yang biasanya dilaksanakan manaqiban meliputi: syukuran karena terkabul doalnya, memperoleh tambahan rejeki, telah melaksanakan suatu kegiatan kampus, hajat mempersiapkan mahasiswa baru, persiapan akreditasi, pembukaan program atau kegiatan kampus, dan masih banyak lagi kegiatan lainnya. Secara rata-rata bisa dikatakan kegiatan manaqiban di kampus IPMAFA bisa terjadi hampir setiap bulan dengan tujuan yang berbeda-beda.

Manaqiban dalam rangka syukuran pembukaan program S2

Nariyahan
Tradisi nariyahan adalah tradisi membaca shalawat nariyah yang dilakukan secara berjamaah / kelompok diikuti oleh segenap dosen, karyawan dan mahasiswa IPMAFA. Shalawat nariyah sendiri merupakan bacaan shalawat yang berisi doa dan pujian kepada Nabi Muhammad SAW dan diyakini memiliki hikmah yang besar bagi yang membaca dan hajat yang diinginkan. Dalam ajar Islam sendiri disepakati bersama bahwa sebagai bentuk cinta kepada Nabi Muhammad SAW, orang Islam dianjurkan membaca shalawat dalam hidupnya. Di sisi lain, Rasulullah SAW akan memberikan syafaat kepada mereka yang paling banyak bersholawat padanya. Pembacaan shalawat nariyah berbeda-beda dari sisi jumlahnya. Di kampus IPMAFA biasanya dilakukan sebanyak 4.444 dalam setiap majlisnya dan dilakukan selama 7 kali.

Pembacaan shalawat nariyah


Peringatan hari santri
Secara rutin para mahasiswa IPMAFA melakukan peringatan hari santri yang jatuh pada tanggal 22 Oktober. Biasanya peserta yang terdiri dari mahasiswa dan dosen secara khusus memakai pakaian khas pesantren Indonesia yaitu bersarung serta berbaju putih dan berpeci hitam dan jilbab putih bagi santri perempuan. Hal ini sekedar untuk lebih mengingatkan dan menanamkan budaya dan ciri khas santri bangsa Indonesia dari sejak dahulu.

Peringatan hari santri di depan kampus IPMAFA


Istighatsah
Istighasah merupakan bacaan-bacaan wirid (awrad) dan shalawat tertentu yang dilakukan untuk mohon pertolongan kepada Allah SWT atas beberapa hal yang sangat penting atau sedang terjadi masalah yang serius. Istighatsah ini tentu banyak dikenal dan biasa dilakukan di lingkungan masyarakat Nahdliyyin/NU. Istighatsah menjadi bagian dari usaha manusia untuk memohon pertolongan Allah SWT agar hajatnya dikabulkan. Salah satu kegiatan istighatsah di IPMAFA adalah pembacaan shalawat bahriyah kubra yang diyakini memiliki hikmah dan manfaat ketika dibaca. Pembacaannya dilakukan sebanyak 11 kali secara berjamaah. 

Selain kegiatan-kegiatan di atas, masih banyak lagi tradisi yang dilestarikan di lingkungan kampus IPMAFA dengan nilai-nilai pesantren dan nuansa religi di dalamnya. Kegiatan ini meliputi pembacaan al-Quran di saat memulai kelas, melakukan Ziarah ke makam wali, memberikan santunan dan sedekah pada fakir-miskin dan anak yatim, ijazahan amaliyah dan kegiatan-kegiatan keagamaan lain yang banyak dilaksanakan di pesantren IPMAFA yakni Mahad Jamiah Mathaliul Falah yang lokasinya berada di belakang gedung kampus.

Khataman rutin oleh lembaga mahasiswa JQH IPMAFA di Masjid IPMAFA


0

No comments

Post a Comment

IG IPMAFA

blogger

DON'T MISS

Podcast, Video, HMPS
KPI IPMAFA © all rights reserved
Designed by KPI Studio